Kamis, 08 April 2010

Jumlah Pengangguran Meningkat

SAMARINDA. Angka pengangguran di Kaltim akan terus meningkat, itu terjadi bila pemerintah tak segera mempersiapkan langkah jitu untuk mengantisipasinya. Salah satunya adalah dengan membuka lapangan pekerjaan baru atau menyiapkan tenaga kerja yang terampil sehingga diharapkan bisa berpotensi pada pembukaan lapangan pekerjaan baru.

Untuk tahun 2009 saja, jumlah pengangguran di Kaltim mencapai 158.224 atau sekitar 10,83 persen, padahal perkiraan awalnya hanya 139.830 atau sekitar 9,8 persen. Untuk tahun 2010 ini, menurut Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Kaltim Ir Putut Pranomo, kemungkinan untuk meningkat semakin terbuka, apalagi bila pemerintah tak benar-benar serius mengantisipasinya.

Dari proyeksi atau perkiraan, untuk jumlah pengangguran di tahun 2010 diharapkan akan menurun, hanya 10,46 persen saja atau menurun beberapa persen dari realisi jumlah pengangguran di tahun 2009 lalu. Pemerintah kabupaten dan kota masing-masing harus memberikan perhatian lebih.

Untuk daerah yang mempunyai pengangguran paling tinggi adalah Kutai Timur yang mencapai 14,59 persen atau sekitar 2.169 jiwa dari jumlah penduduk yang hanya 71.218 jiwa. Kemudian disusul Tana Tidung dengan 13,89 persen, lalu Balikpapan dengan persentase dibandingkan jumlah penduduk mencapai 13,70 persen, sementara Samarinda menempati posisi keempat setelah Balikpapan dengan persentase jumlah pengangguran mencapai 13,70 persen.

Menurutnya, usaha untuk menekan jumlah pengangguran di Kaltim tidak mudah, perlu ada usaha yang jelas dan nyata, sehingga benar-benar menurun, bahkan diharapkan bisa mencapai 9,95 persen seperti yang ditargetkan oleh Disnaker Kaltim. Upaya itu misalnya dengan menggiatkan kembali peran serta dari Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Kaltim.

Untuk BLK pun menurutnya, pemerintah daerah belum mempunyai perhatian yang khusus, padahal itu sangat diperlukan. Misalnya, dari 13 kabupaten dan kota yang ada di Kaltim, baru 5 daerah yang memiliki BLK, yakni Samarinda, Balikpapan, Tarakan, Nunukan dan Bontang. Sementara untuk BLK di Kota Bontang pun hingga saat belum bisa beroperasi, walaupun bangunannya sudah berdiri.

Hal lain yang menurut Putut menyebabkan jumlah pengangguran meningkat adalah karena angkatan kerja yang ada tidak mempunyai skill yang memadai seperti yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Ini menjadi pekerjaan yang berat pemerintah, tetapi tidak hanya pemerintah juga masyarakat dan dunia pendidikan.

Dunia pendidikan, misalnya SMK atau Universitas juga harus mampu membuat sebuah jurusan yang sesuai dengan kondisi dunia kerja. Banyak jurusan di Universitas dan SMK yang masih tak sesuai dengan kebutuhan kerja. Sehingga, ketika lulusannya keluar tak siap kerja dan bersaing dengan dunia kerja, akhirnya tersingkir dan menjadi pengangguran baru. Ini menurutnya sangatlah ironis.

Sumber Article : Sapos Samarinda

0 komentar:

 

SMK HWM MUARA MUNTAI Copyright © 2010 Not Magazine 4 Column is Designed by Roby Sang Ahlinya Sponsored by blognya orang kutai